Presiden: Semangat Dakwah Adalah Merangkul, Bukan Memukul
Jakarta (26/11/2020)- Pemerintah mendukung penuh ikhtiar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam mewujudkan Islam rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan bangsa yang majemuk. Corak keislaman di Indonesia identik dengan pendekatan dakwah kultural yang persuasif dan damai, tidak menebar kebencian, jauh dari karakter ekstrem dan merasa benar sendiri. Semangat dakwah keislaman adalah merangkul bukan memukul, karena hakikat berdakwah adalah mengajak umat ke jalan kebaikan akhlak mulia Rasulullah SAW. Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya melalui video konferensi pada Musyawarah Nasional X MUI, sebagaimana ditayangkan secara daring pada Rabu, 25 November 2020.
Presiden juga mensyukuri
bahwa ikhtiar MUI didukung oleh semua elemen bangsa yang menyadari untuk hidup
berdampingan dan bekerja sama demi kebaikan dan kemajuan bangsa. Pemerintah
tidak dibiarkan sendirian, namun ditemani bahkan dibantu oleh berbagai ormas
Islam bersama para ulama, habaib, dan cendekiawan.
"Ini modal berharga
kita sebagai sebuah bangsa yang belum tentu dimiliki oleh negara-negara lain,"
imbuh Presiden RI.
Pada kesempatan tersebut,
Presiden juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada
semua jajaran pengurus MUI pusat dan daerah di seluruh Indonesia atas perannya
menjadi jembatan komunikasi antara ulama dengan pemerintah. Selain itu, juga
atas kontribusinya dalam mencerdaskan dan memberdayakan ekonomi umat sehingga
terbangun hubungan yang harmonis dan kondusif, bukan hanya di internal umat
Islam, tapi juga kerukunan antarumat beragama di seluruh penjuru Tanah Air.
"Dalam perjalanannya,
Majelis Ulama Indonesia telah menjadi tenda besar umat Islam, sebagai khadimul
ummah, sebagai pelayan umat, dengan komitmen dan peran yang telah teruji dalam
membimbing, membina dan mengayomi umat Islam di manapun berada," jelas
Presiden Joko Widodo.
Saat ini, lanjut Presiden,
pemerintah terus mengerahkan semua sumberdaya untuk mengatasi dampak pandemi
Covid-19. Pemerintah berupaya menyeimbangkan penanganan kesehatan dengan
penanganan ekonomi sehingga membuat masyarakat aman dari Covid-19 tapi tetap
produktif dan mampu bertahan hidup.
Berkaitan dengan upaya
mengatasi pandemi, Kepala Negara memberikan apresiasi yang tinggi pada langkah
responsif MUI dalam mencegah penularan Covid-19 dengan menyusun sejumlah fatwa
dan panduan beribadah untuk memastikan keamanan dan kemudahan umat saat
beribadah. Fatwa-fatwa tersebut sangat kontekstual dan senafas dengan
prinsip-prinsip kemaslahatan.
"MUI juga sangat
konsisten menyuarakan pentingnya kita mematuhi protokol kesehatan dalam setiap
kegiatan, termasuk kegiatan beribadah dan berdakwah. Mengutamakan keselamatan
jiwa di tengah ancaman pandemi merupakan prinsip kemaslahatan syariat
Islam," imbuh Presiden RI.
Keterlibatan aktif MUI untuk
mengajak umat disiplin menjalankan protokol kesehatan akan menjadi teladan yang
baik. Dengan keteladanan para ulama, para habaib, dan tokoh masyarakat dalam
mematuhi protokol kesehatan, Presiden yakin tugas berat pemerintah akan menjadi
semakin ringan.
"Dalam kesempatan mulia
ini, saya mohon MUI juga dapat membantu mengawal program vaksinasi yang akan
segera kita lakukan sebagai jalan keluar untuk mengatasi pandemi agar kesehatan
masyarakat bisa cepat pulih dan ekonomi bisa bangkit kembali," tandas
Presiden Joko Widodo. (*/diambil dari Biro Pers, Media, dan Informasi
Sekretariat Presiden)